Pages

Friday, February 27, 2009

Selamat Jalan Bapak....

Today this day...1 month ago...
Tak terasa 1 bulan sudah bapak meninggalkan kami ...

Pagi itu terasa seperti pagi-pagi yang lain. Tak ada firasat apapun yang kurasa. Hanya saja saat aq memilih kerudung hijau untuk kukenakan entah kenapa akhirnya kulipat lagi dan kuganti dengan kerudung hitam polos. Mungkinkah itu sebuah pertanda?


Namun saat aq belum sampai kantor tiba-tiba aq dikejutkan telpon dari mama yang mengharuskan kami anak-anaknya pulang sekarang juga. Bapak sakit. Itu saja kata-katanya. Apakah Bapak terserang stroke lanjutan? Rasanya kemaren saat aq telpon mama keadaannya baik-baik saja. Tiba-tiba dadaku bergetar dengan kencang, setelah sampai di rumah masku untuk menjemput ponakanku, baru saja kaki ini turun dari motor hpku berbunyi lagi. Kali ini dengan berita bahwa Bapak sudah tidak ada... Hanya berselang 15 menit saja dari telpon pertama. 15 menit saja...


Badanku langsung lemas rasanya seperti tulang yg dilolos dari dagingnya. Alhamdulillah aq tidak pingsan, aq harus kuat berulang kali aq hanya bisa berucap Innalillahi wainna illaihi roji’un...sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali kepada Nya. Sambil menunggu mbakku datang, aq baca Yasiin dan berdoa.


Begitu cepatnya Bapak pergi...begitu indahnya pula proses kepulangannya...tanpa sakit, tanpa keluh, didampingi oleh mama dan adik serta sepupuku. Walaupun mengidap stroke saat itu kondisi terakhir Bapak sedang tidak dalam keadaan drop. Kami tidak menyangka sama sekali. Bahkan pagi itu mama masih sempat menjalankan aktifitas seperti biasa. Mengunjungi Om ku, membuatkan sarapan untuk adikku.
Ada sedikit penyesalan kenapa ketika week end terakhir itu aq yang biasanya sering pulang justru tidak pulang. Tapi sudahlah... tidak ada gunanya menyesal aq yakin semua itu sudah digariskan oleh Allah. Alhamdulillah aq bisa ikut mengantarkan Bapak sampai peristirahatan terakhir, walaupun ternyata banyak yang takut aq tidak kuat di pemakaman.



Bapak adalah sosok pendiam dengan kesabaran & keikhlasan tingkat tinggi. Bapak tidak pernah marah. Penyakit stroke yang dideritanya lebih dari 3 tahun tak pernah sedikitpun membuat beliau mengeluh, beliau lebih banyak diam. Kenangan-kenangan indah bersama beliau masih sering muncul. Teringat kembali bagaimana perjuangan Bapak & mama ketika harus bolak-balik ke Adiwerna dengan menggunakan becak untuk berobat. Masih hangat diingatan ketika kondisi Bapak masih belum begitu parah, tiap jum’at Bapak masih bisa ikut sholat jum’at di masjid dengan diantar & ditunggu oleh mama. Terkadang aq suka menggoda Bapak dengan mengetes hapalan surat-surat pendek untuk sholat. Dan ketika berhasil aq dan mama tepuk tangan dan tertawa.


Kini Bapak sudah jauh lebih bahagia di alam sana... aq yakin itu. Tanpa ada lagi rasa sakit yang ada hanya suka. Tugas kami untuk mendoakanmu sampai akhir hayat kami kelak, Insya Allah akan kami tunaikan...
Semoga kami bisa mengamalkan ilmu sabar yang kau ajarkan lewat sikap yang kau tunjukkan semasa hidupmu. Sebuah pelajaran tentang ilmu hidup.

Selamat jalan Pa...tunggu kami di sana, semoga kita semua bisa berkumpul di surga Allah kelak.


Dedicated to my beloved Father...270109

Thursday, February 19, 2009

Resolusi 2009...

Ketika di penghujung tahun 2008 kata itu terlintas dibenakku. Aq cuma bisa merenung. Apa ya resolusiku utk tahun depan ?
Sejenak teringat lagi saat masih pertengahan tahun 2008 salah seorang teman bertanya kepadaku. Apa resolusimu taun depan? Aq jawab , aq pengen nikah di taun 2009. Wow....mantappp.

Let's check it out :

Resolution plan 2009 versi pertengahan 2008 :

  • Pengen nikah , at least dikhitbah
  • Cari info posisi kosong di Tegal buat persiapan pindah setelah nikah
  • Nabung yang banyak
  • Liburan ke lombok or ke thailand
  • Bisa naek motor

Tapi ketika menjelang akhir 2008 aq break dengan si mas... hiks . Bisakah resolusi itu tercapai???
Rasanya banyak yg harus diralat .Terlebih ketika akhir Januari 09 kemaren Bapak meninggal, planku pun berubah.

Finally...di Tahun 2009 ini aq cuma pengen :

  • Bisa sering pulang ke Tegal nemenin mama, seminggu sekali.
  • Belajar bikin kue n masak.
  • Baca Yaasin min sehari 1 kali.
  • Banyakin ibadah nyiapin bekal utk mati.
  • Lebih sabar & banyak bersyukur.
Hmmm...sebuah resolusi yg sederhana...
Lalu di kemanakan cita-cita menyempurnakan separuh dien-mu???
Ahh...sekarang ini aq hanya bisa pasrah saja. Hanya ALLAH saja yang tau apa yg terbaik untukku.
Harapan tetap ada, doa tentu selalu teruntai di setiap sujud & pengaduanku.
Tapi aq tidak mau banyak berharap lagi...


Let it flow... biar sang waktu yang bicara....